Kamis, 13 Oktober 2011

Mochamad Hari Kurnianto - Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Amar ma'ruf nahi munkar adalah sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.

Hendaklah kamu beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo’a dan tidak dikabulkan (do’a mereka). (HR. Abu Zar) [1]

Amar Ma'ruf Nahi Munkar dilakukan sesuai kemampuan. Yaitu dengan tangan/kekuasaan jika dia adalah penguasa/punya jabatan. Dengan lisan/tulisan jika dia adalah jurnalis atau intelektual. Atau minimal membencinya dalam hati atas kemungkaran yang ada. Ini adalah selemah-lemah iman (Hadits).

apabila kita melihat kemungkaran maka rubahlah dengan hati, jika tidak bisa rubhlah dengan lisan, bila tidak bisa juga rubahlah dengan tangan.

untuk berbuat yang amal ma'ruf nahi munkar menurut sebagian orang, sulit untuk dilalukan. padahal untuk mengerjakanya tidaklah sulit apabila kita mempunyai niat dan berpedoman pada Qur'an dan Hadist. orang yang menjalankan amal ma'ruf nahi munkar akan mendapatkan balasan dari ALLAH SWT berupa surga.

untuk itu dalam hidup kita ini, kita harus berbuat yang ma'ruf dan mencegah yang munkar. insya ALLAH hidup kita akan selamat dunai dan akhirat.

Kita wajib melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar serta saling nasehat-menasehati. Tidak ada yang maksum selain Nabi. Oleh karena itu, manusia biasa, ustadz, ulama, atau murobbi dan sebagainya, jika keliru, kita wajib mengkoreksinya. Jika tidak, maka nasib kita seperti para Rabi Yahudi dan Rahib Nasrani yang dilaknat Allah. Jika kemaksiatan dan kemungkaran merajalela, maka Allah menurunkan siksa yang tidak hanya menimpa orang yang zalim saja.

Sayang saat ini sebagian ummat Islam yang untuk diam saja tidak mampu. Melainkan turut serta mendukung kemungkaran baik dengan lisan/tulisan mau pun tangan.. Sebagai contoh meski Neoliberalisme yang diusung kaum kapitalis Yahudi dan Nasrani bertentangan dengan Islam, sebagian ummat Islam justru mendukungnya karena kebodohannya. Begitu juga aliran sesat banyak yang berkembang dan didukung keberadaannya oleh sebagian Muslim. Ashobiyyah/fanatisme golongan/nasionalis me kebablasan yang memecah-belah ummat Islam di seluruh dunia hingga saling bunuh satu sama lain juga harus dicegah sekuat kita.



Seandainya seseorang dapat hidayah melalui kita, maka itu sangat baik bagi kita.
“Apabila Allah memberi hidayah kepada seseorang melalui upayamu, itu lebih baik bagimu daripada apa yang dijangkau matahari sejak terbit sampai terbenam.(HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi berkata bahwa bukanlah dari golongan Nabi orang yang tidak mau beramar ma’ruf nahi munkar.

Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda, tidak menghormati orang yang lebih tua, dan tidak beramar ma'ruf dan nahi mungkar. (HR. Tirmidzi)

Tentu saja dalam beramar ma’ruf nahi mungkar kita harus melakukannya dengan cara sebaik-baiknya sehingga tidak menyebabkan orang banyak menjauh.
Permudahlah (segala urusan), jangan dipersulit dan ajaklah dengan baik, jangan menyebabkan orang menjauh. (HR. Bukhari)

Allah mengajarkan kita untuk berdebat dengan cara yang paling baik.

Tidaklah seharusnya orang menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar kecuali memiliki tiga sifat, yakni lemah-lembut dalam menyuruh dan dalam melarang (mencegah), mengerti apa yang harus dilarang dan adil terhadap apa yang harus dilarang. (HR. Ad-Dailami)

Tapi untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar, kita harus melaksanakannya dulu. Ibda bi nafsik! Mulailah dari diri kita sendiri, kemudian baru menyuruh orang lain. Jika tidak, resikonya adalah dilempar ke neraka. Dalam memberi nasehat juga harus ada hari liburnya agar mereka tidak jenuh/bosan.

Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah SWT sehingga bisa mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi kemungkaran serta mengajarkannya kepada orang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar