Sabtu, 15 Oktober 2011

Nuki Rafsanjani - Cara Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Cara Amar Ma’ruf Dan Nahi Mungkar Serta Hikmah Di Baliknya

amar ma’ruf dan nahi mungkar termasuk kewajiban-kewajiban terpenting dalam Islam dan termasuk kewajiban-kewajiban besar. Lain dari itu, krn melaksanakannya, bagi para ahli ilmu dan iman, merupak cara yg paling agung untuk memperbaiki masyarakat Islam dan menyelamatkan dari siksa Allah SWT, cepat maupun lambat, serta untuk mengukuhkan mereka pada jalan yg lurus. Karena itulah Allah SWT.
“Kamu ialah umat yg terbaik yg dilahirkan untuk manusia, menyuruh kpd yg ma’ruf, dan mencegah dari yg mungkar, dan beriman kpd Allah.” [Ali Imran: 110]
Allah menjadikan mereka sebagai umat terbaik yg dilahirkan bagi manusia krn faktor amal-amal yg baik ini. Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yg menyeru kpd kebajikan, menyuruh kpd yg ma’ruf dan mencegah dari yg mungkar; mereka ialah orang-orang yg beruntung. ” [Ali Imran: 104]
Allah mencap mereka dgn keberuntungan yg mudah krn perkara yg agung ini, yaitu mengajak manusia kpd kebaikan dan memerintahkan mereka beruntuk kebaikan serta mencegah mereka dari kemungkaran, krn itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan mereka orang-orang yg beruntung krn amal mereka yg baik ini. Keberuntungan ialah menggapai segala kebaikan yg mrpk faktor-faktor kebahagiaan di dunia dan di akhirat Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Arti : Dan orang-orang yg beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (ialah) menjadi penolong sebagian yg lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yg ma’ruf, mencegah dari yg mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kpd Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguh Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [At-Taubah: 71]

Keimanan dalam agama Islam

Keimanan sering disalahpahami dengan 'percaya', keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau persangkaan tapi harus melalui ilmu dan pemahaman.
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak terpuji. Allah sangat menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak mahmudah.Beberapa contoh akhlak terpuji antara lain adalah bersikap jujur, bertanggung jawab, amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah dll. Sebagai umat islam kita mempunyai suri tauladan yang perlu untuk dicontoh atau diikuti yaitu nabi Muhammad SAW. Ia adalah sebaik-baik manusia yang berakhlak sempurna. Ketika Aisyah ditanya bagaimana akhlak rosul, maka ia menjawab bahwa akhlak rosul adalah Al-quran. Artinya rosul merupakan manusia yang menggambarkan akhlak seperti yang tertera di dalam Al-quran
[10:36] Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Adapun sikap 'percaya' didapatkan setelah memahami apa yang disampaikan oleh mu'min mubaligh serta visi konsep kehidupan yang dibawakan. Percaya dalam Qur'an selalu dalam konteks sesuatu yang ghaib, atau yang belum terrealisasi, ini artinya sifat orang yang beriman dalam tingkat paling rendah adalah mempercayai perjuangan para pembawa risalah dalam merealisasikan kondisi ideal bagi umat manusia yang dalam Qur'an disebut dengan 'surga', serta meninggalkan kondisi buruk yang diamsalkan dengan 'neraka'. Dalam tingkat selanjutnya orang yang beriman ikut serta dalam misi penegakkan Din Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar